Skip to main content

TUNJUKKAN KEUNGGULAN DARI PADA (SEKEDAR) MENCARI-CARI KELEMAHAN LAWAN

Pilkada DKI memang paling menarik dibahas. Karena semua stasiun TV ada disana maka pemberitaan apapun tentang para pasangan calon jadi konsumsi yang enak, hangat dan empuk. Media sosial bahkan lebih mudah lagi menjangkau hingga titik terjauh. Sedemikian mudah berita kecil menjadi besar, berita sederhana jadi trending topic dan berita ga penthing jadi ulasan tiap hari.

Melongok tugas dinas Ahok ke Kepulauan Seribu yang melahirkan kontroversi karena menyentil Surat Al Maidah ayat 51, menandakan begitu mudahnya kita masyarakat sedemikian mudah terbakar oleh isu SARA. Penistaan agama menjadi senjata untuk menyerang Ahok yang sejak lama memang di musuhi. Padahal video lengkap pun belum tentu sudah di tonton. Asal bukan Ahok.

Dalam pemikiran sederhana saya :
1. Bahwa benar sebagai muslim jika akan memilih  pemimpin, harus muslim. SEPAKAT. Namun menurut saya ini dalam konteks negara. Dalam hal Indonesia berarti Presiden harus muslim. Sedangkan Ketua RT, Lurah Bupati tidak apa non muslim seperti pimpinan perusahaan juga bisa non muslim.
2. Bahwa benar Ahok harus cuti pada masa kampanye, karena belum mulai sesi kampanye sudah mulai ada kata-kata JANGAN PILIH SAYA.
3. Bahwa era kepemimpinan Jokowi-Ahok di Jakarta memang merubah banyak hal secara kebijakan dan infrastruktur. Program kali bersih, sodetan kali, pembersihan bantara kali , pembangunan MRT dll memberikan banyak dampak pada ibukota tercintah. Meski banjir masih juga menggenangi sebagian area Jakarta. Iya membenahi Jakarta tentu tidak cukup 5-10 tahun. Sedemikian komplek permasalahan Jakarta. Namun seberat apapun pasti ada solusinya. Tinggal bagaimana caranya. Ahok memiliki cara dan  gaya bicara yang lugas dan keras. Tindakannya cenderung represif kurang persuasif. Bisa jadi memang lingkungan tersebut tidak bisa di ajak  bicara pelan. Entah ya..saya hanya lihat dari tayangan TV dan baca koran saja.

PILKADA dimanapun berada atau era PILPRES kelak, rasanya lebih elok jika menunjukkan keunggulan dan kompetensi pribadi atau pasangan  untuk menarik simpati rakyat, daripada mencari-cari kesalahan lawan politik. Toh tujuannya sama untuk  masyarakah yang lebih baik dan lebih sejahtera.

Kalau saya pilih pemimpin yang muslim, cakap dan sopan.
Dan itu adalah suami saya :-)

Comments

popular post

Merencanakan Pendidikan Anak Sejak Dini, Perlukah ?

Jadi Bapak Rumah Tangga, Kenapa Tidak ?

Serba-serbi Kurikulum 2013 (K13)