Saat adzan shubuh berkumandang, menu sarapan pagi sudah
terhidang di meja. Nasi hangat, bihun
goreng sawi , telur dadar , tempe goreng dan bandeng presto. Ritual selanjutnya
mandi dan sholat Shubuh. Jika biasanya jam 07.00 pagi saya baru siap
berangkat kantor, pagi itu jam 05.00 saya sudah duduk menunggu driver kantor
menjemput.
Bisnis trip kali ini dari pantura menuju arah selatan yaitu
kota #Magelang dan #Jogjakarta. Walaupun hanya 5 tahun bermukim di Jogjakarta
saya lebih familiar dengan kotanya ketimbang
kota Magelang yang pernah saya huni hampir 10 tahun. Pasti karena tinggal
di Magelang saat saya masih kanak-kanak sehingga belum ada minat jeng-jeng
sana-sini. Paling ngehits hanya beredar di Taman Kyai Langgeng saja.
Di Magelang hanya mampir sebentar melihat lokasi daerah Danurejo dan perjalanan
lanjut ke Jogjakarta. Disana saya bertemu perempuan hebat yang berbisnis
kuliner SATE, makanan khas orang Indonesia yang melegenda. Usaha ini sudah ditekuni sejak tahun 1970an.
Naik turun usaha dialami namun tetap bertahan hingga sekarang ditengah gempuran
sajian kuliner lain dengan menu bervariatif dan harga bersaing.
Perempuan emang gitu. Tangguh disegala
suasana J
Selanjutnya bersilaturahim di rumah baru lelaki berumur 40
tahunan dan berputra tujuh ! Subhalallah. Membayangkan betapa riuhnya suasana
rumah tersebut. Yang menarik, rumah yang berdiri diatas lahan 6m x 70m, modelnya memanjang, halaman depan
cukup luas untuk parkir 4 mobil dan sedang dibangun dua ruangan yang akan
difungsikan untuk perpustakaan dan Rumah Tanfidz.
Beliau bekerja sebagai marketing produk MLM herbal
dan kesehatan terkenal. Sejujurnya saya tidak tertarik dengan bisnis MLM jenis
manapun. Namun bercerita dengan beliau membuka ranah berpikir saya.
Tentang bisnis tidak hanya mengejar materi.
Tentang bisnis tapi tetap memiliki etika Islami.
Tentang jargon financial freedom
yang kebablasan.
Menurut beliau, financial freedom itu bukan berarti bisa
membeli apa saja yang di inginkan karena
sudah memiliki dana berlebih. Kalau yang seperti itu namanya serakah. Maka yang
dikejar hanya target, target dan target. Tidak ada ruh, tidak ada tujuan selain
uang saja. Bahwa kita hidup butuh uang , BENAR, namun tidak semata itu.
Financial freedom adalah saat kita mampu memberi
banyak, semakin banyak dan banyak lagi. Financial freedom adalah saat kita
mampu berbagi rezeki kepada orang lain, tanpa takut rezeki kita berkurang.
Allah lah Maha Pemberi Rezeki, kepada Nya kita meminta dan
kepada Nya kita menyembah.
Semangat Jumat !
Comments
Post a Comment