Skip to main content

Purbalingga, kampung sejuk di kaki Gunung Slamet

#Kampunghalamankujugaseru
Welcome to Ngapakers :-)  Saya, saya ! Salah satu anggotanya, meski tidak fluent hehe.  Iyah, meski sudah sejak kelas empat SD hingga lulus SMU tinggal disana, tetap saja logat ngapak saya aneh di telinga teman-teman. Well apapun , Purbalingga tetap as homy as myhometown. Adegan mudik dari  Magelang, tanah kelahiran saya, atau Jogja tempat kuliah saya ,  ke Purbalingga, sudah  berasa dekat kalau sudah tiba di Wonosobo. Why ? Karena di terminal Wonosobo sebelah barat tempat mangkal bus arah Purbalingga-Purwokerto.  Mendengar logat mbluthuk-mbluthuk para sopir dan kernet membuat senyum saya merekah, tinggal 1,5 jam lagi sampai  :-)  Pun saat saya mudik dari Jakarta, tempat saya pernah bekerja, berasa sudah dekat saat mampir di warung makan daerah Tegal. Bahasanya mirip. Ngobrol biasa dengan marah-marah intonasinya sama, kenceng semua haha.

Bagian paling seru saat Bapak pensiun kemudian pindah ke Purbalingga adalah, kami punya rumah yang sangat luas. Bagi saya dan kakak-kakak saya, yang terbiasa hidup di asrama dengan rumah barak berukuran 3x 10m2, rumah kami di kampung luasnya 10x lipat ! Belum termasuk halaman depan dan halaman belakangnya.  Yahuii, bisa main tenis di dalam rumah haha. Asyiknya lagi bisa main ke sawah dan sungai. Selama ini di asrama cuma ngebolang di  kebun tebu saja !

Tahun berganti, Purbalingga semakin modern. Meski  investor mall tidak juga melirik area kaki gunung Slamet  yang berudara sejuk itu menjadi tanah jajahannya,  suasana kota semakin meriah. Beberapa warung waralaba terserak di sepanjang jalan menuju alun-alun kota. Pun warungnya Koloner Sanders bercokol tak jauh dari SMU saya dulu :-)

Jika kamu melintasi Jawa tengah lewat  jalur tengah, jangan lupa mampir ke kota kelahiran Jenderal Sudirman yaaa..
Ada banyak tempat wisata yang asyik di kunjungi, salah tiganya berikut ini :
  1. The best destination saat ini adalah Owabong (Obyek Wisata Bojongsari) yang merupakan salah satu pelopor wisata  air di Jawa Tengah.  Memanfaatkan mata air dari lereng Gunung Slamet, jadilah sebuah wahana menarik  yang dikelola pemerintah daerah. Terakhir kesana 2 tahun lalu ada 4 kolam wisata yang bisa dijadikan ajang reuni  dan kumpul keluarga, yaitu kolam anak yang setinggi lutut,  kolam ember raksasa, kolam  anti tsunami, dan kolam standar olympic. Katanya sejak awal 2016 ada wahana kolam baru, yaitu kolam ombak. Di area kolam ombak selayaknya suasana pantai dengan ombak yang ketinggiannya bisa berubah-ubah. Seru ya..

     sumber photo : owabong.co.id


  2. Taman Wisata Pendidikan Purbayasa Pancuran Mas.
Kawasan ini bermula dari koleksi  aneka satwa milik pribadi yang kemudian di komersilkan menjadi wahana wisata. Koleksi ikan langka di masukkan dalam akuarium besar yang melengkung serupa di seaworld Ancol. Aneka satwa lain seperti berbagaii jenis burung, monyet dan buaya menjadi sarana pendidikan anak. sumber photo : infojateng
  1. Jalur Pendakian Puncak Slamet.
Bagi kamu yang hobi naik gunung, jalur Bangbangan yang terletak di Desa Kutabawa Kec Karangreja merupakan jalur  menuju Gunung Slamet  (  3428 mdpl) yang paling sering direkomendasikan karena paling pendek dan paling mudah dibanding melalui Baturaden Purwokerto, Guci Tegal atau Brebes. Saya baru sekali kesana, saat baru saja lulus SMU, baru saja gagal tes UMPTN. Kakak tercinta mengajak saya menuju puncak. Meski hanya kuat sampai  batas vegetasi, puas rasanya. Kesampaian juga naik gunung. Dan saya ingin mengulangnya, kelak , dengan sang junior :-)
photo:manusialembah.blogspot.com

Comments

popular post

Merencanakan Pendidikan Anak Sejak Dini, Perlukah ?

Jadi Bapak Rumah Tangga, Kenapa Tidak ?

Serba-serbi Kurikulum 2013 (K13)

Kapan Waktu Terbaik Mengajarkan Anak Naik Sepeda?