Skip to main content

INVESTASI CERDAS ala Bunbun

#1stsession
Masih ingat dengan konsep 40-30-20-10 ?
Waah apa itu :
10% dari gaji untuk  TABUNGAN (lallallaaaaa…)
20% dari gaji untuk biaya HOBI dan sosial (beli baju,travelling ,wisata kuliner , kondangan )
30% dari gaji untuk bayar HUTANG termasuk kartu kredit  ( ambil kalkulator)
40 % dari gaji untuk HIDUP sehari-hari  (what ? ga cukup dong !)
Yang belum paham, bisa baca wonten mriki
Kalau sudah lulus dari  drama surplus defisit rumah tangga, mari lanjut ke belajar bareng berinvestasi.
Eits, serem amat ngomongin investasi , macem berkebun emas atau invest di koperasi  C*** atau P***.
Males aah.
Bukaaaaan.

INVESTASI = RISIKO+TUJUAN+HASIL INVESTASI
Ada tiga faktor yang harus kita perhatikan saat berinvestasi yaitu risiko, tujuan finansial dan hasil investasi itu sendiri.
Apa sebenarnya yang kita takutkan dari berinvestasi ? RISIKO.
            “ Uang saya aman gak ?”
            “ Uang saya bakalan berkurang gak ?”
            “ Jangan-jangan setelah investasi bertahun-tahun, terakhir malah buntung.”
            twengtwooong
Risiko tidak bisa kita hindari sepenuhnya. Namun risiko bisa kita atur supaya kita nyaman berinvestasi. Setiap orang berbeda dalam hal preferensi ketahanan terhadap resiko baik secara hitungan angka maupun secara psikologis. Anda termasuk profil risiko perhitungan, moderat atau agresif dapat diukur dari daftar isian (yang akan dilampirkan ). Risiko dapat dikelola dengan cara dua cara sederhana yaitu penggunaan produk sesuai jangka waktu dan penetapan tujuan finansial.

Jangka Waktu
Pendek
Menengah
Panjang
Tahun
< 5
5-10
10-15
>15
> 30
Tujuan Finansial
Uang Pangkal TK
Liburan keluarga
DANA DARURAT
Uang Pangkal SD
Rumah Baru
Kuliah /Perguruan Tinggi
Pensiun
Risiko Investasi
rendah  ===============================================>>>>tinggi

 Sumber : untuk Indonesia yang Kuat:100 langkah untuk Tidak Miskin , Ligwina Hananto, 2011
Secara umum semakin panjang waktu, semakin besar toleransi kita terhadap risiko. Sementara untuk jangka waktu pendek, semakin rendah pula toleransi kita terhadap risiko. Logikanya jika terjadi pergerakan pasar seperti tahun 2015 yang menyebabkan penurunan nilai uang yang sedang kita investasikan, perlu waktu cukup untuk  memantau perkembangan uang tersebut.
Jangan lupa bahwa saat berinvestasi, kita seperti sedang melakukan lari marathon. Berlari jauh dimana ditengah jalan bisa jadi kita tersandung, berhenti sejenak, berlari pelan untuk kemudian berlari kencang kembali sampai garis finish.
Untuk memastikan kita dapat terus berlari saat tersandung yaitu memiliki Dana Darurat dan Proteksi.
Hapaaa lagi ituuuuh ?

Dana darurat adalah dana yang dialokasikan  untuk kondisi darurat seperti kehilangan pekerjaan, atau sakit dalam jangka waktu lama. Dana ini berfungsi sebagai pengaman saat tidak mendapatkan penghasilan sebesar atau sebanyak dalam kondisi hidup normal.
Perhitungan dana darurat berasal dari pengeluaran bulanan.
Catat !!

Untuk sebuah keluarga muda dengan anak balita , memiliki dana darurat 9 x pengeluaran bulanan akan mengamankan kehidupan keluarga. Ketika pencari nafkah utama kehilangan pekerjaan, setidaknya ada dana untuk hidup ‘normal’ sampai 9 bulan kedepan sambil mencari pekerjaan baru. Atau jika salah satu anggota keluarga sakit, sedang asuransi tidak bisa mengover semua biaya, maka dana darutat dapat difungsikan.

PANDUAN MENGHITUNG DANA DARURAT
Status/Pekerjaan
Besar Dana Darurat
Lajang
4 x pengeluaran bulanan
Menikah
6 x pengeluaran bulanan
Memiliki satu anak
9 x pengeluaran bulanan
Memiliki dua anak atau lebih
12 x pengeluaran bulanan
Wirausaha
Pensiunan
12 x pengeluaran bulanan
Sumber : untuk Indonesia yang Kuat:100 langkah untuk Tidak Miskin , Ligwina Hananto, 2011
Mari kita hitung :
Pendapatan tunggal               Rp.4 juta/bulan.
Menabung                               Rp.500 ribu per bulan.
Berarti pengeluaran                 Rp.3,5 juta/bulan.
Kebutuhan dana darurat :       9 x Rp.3.500.000,-
= Rp.31.500.000,-  
Kaget? Besar sekali ya ?

Ehem. Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi esok hari, bahkan satu detik dari dari sekarang. Harapan kita semua baik-baik saja, selamanya.
Dana darurat bisa dipenuhi sekaligus dari hasil Uang Bonus Tahunan misalnya. Atau bisa pula investasi bertahap selama tiga tahun. Kita bisa memilih produk deposito, reksadana pasar uang , logam mulia, dinar emas.  
Trus kapan ngomongin investasinya ?
Sabaaar, ini baru prolog J


Comments

  1. investasi lah untuk masa depan kita dan jangan terlalu gampang percaya dengan investasi ke untungan yang besar http://www.md1676.net/

    ReplyDelete

Post a Comment

popular post

Merencanakan Pendidikan Anak Sejak Dini, Perlukah ?

Jadi Bapak Rumah Tangga, Kenapa Tidak ?

Serba-serbi Kurikulum 2013 (K13)

Kapan Waktu Terbaik Mengajarkan Anak Naik Sepeda?