Sering kali lihat postingan teman ‘ jangan lupa bahagia’.
Agak aneh menurut saya karena bahagia itu sesuatu yang di rasa. Otomatis saja,
ketika kita merasakan suatu kesenangan maka akan merasa bahagia. Kan tidak
mungkin habis kena musibah kehilangan motor, kemudian merasa bahagia (karena tak
perlu angsur ke leasing, sudah covered
asuransi ) J
Tapi kemudian saya membayangkan deskripsi tinggi nya kasus bunuh diri di Jepang atau
Korea Selatan. Kedua negara tersebut adalah negara maju, yang tentu tingkat
perekeonomian warganya tinggi. Tapi mengapa ada sekian orang yang memilih
menyelesaikan hidupnya, lari dari masalah, dengan cara pengecut seperti itu. Apa karena mereka tidak
bahagia. Ada banyak tekanan mendera?
Tanadi Santoso dalam salah satu sesi Workshop Continuous Improvement menyatakan gaji tinggi tidak selalu
menentukan bahagia. Tapi factor lingkungan kerja dan bos ramah menjadi salah
satu alasan seseorang betah di suatu perkerjaan untuk jangka waktu lama.
sumber pixabay.com |
Misal Andra
mendapat THP (take home pay) Rp.10 juta/
bulan . Lingkungan kerja asyik dan Pak bos suka nraktir.
Kemudian ditawari kerja di kantor sebelah dengan gaji Rp.13
juta. Lingkungan kerja saling cuek. Bos galak dan perfeksionis. Setiap hari
lembur.
Maka Andra akan secara sadar memilih tetap di tempat kerja lama. Kenapa ?
Walau selisih angka Rp.3 juta, namun rasa nyaman saat bekerja itu …PRICELESS.
Tapi akan beda cerita kalau tawaran gajinya Rp.25 juta
/bulan. Berani tutup kuping jika ada yang cerewet ahahah.
Kalau kemudian setiap orang mengejar kebahagiannya
sendiri-sendiri, namun tanpa disadari dengan sengaja atau tidak sengaja ada perilaku kita yang melukai
orang lain, tentu tidak nyaman
bukan ?
Sependek yang saya pahami, merasa bahagia tak perlu
disengaja dicari. Melainkan di rasakan. Ketika kita merasa senang telah
melakukan sesuatu , ketika kita merasa senang mendapatkan sesuatu, ketika
senyum merekah pada wajah keluarga, kerabat, tetangga , pun pak Presiden. Damailah
kita J
Note : buat yang jomblo, bahagia bukan hanya tentang
menemukan pasangan hidup. Tapi menyenangkan hati kedua orang tua dan keluarga
akan mengalirkan energi dan doa, sehingga ikhtiar yang lain pun bersegera di
ijabahi, Aamiin.
Comments
Post a Comment