RAMADHAN 1438 H
3rd day
Assalamualaykum , Bu, semoga selalu sehat. Untuk kesekian
kalinya saya tidak bisa membersamai Ibu berbuka dan sahur di rumah. Waktu kecil
saya sedemikian pemalas disuruh bangun sahur oleh Bapak. Mungkin itu pula yang
membuat hidung saya kecil, karena setiap pagi selalu dijepit oleh jempol dan
telunjuk Bapak. Dan saya tidak bosan (baca: dasar pemalas) demikian pula Bapak.
Tidak ada yang istimewa dengan menu sahur kami kala itu.
Paling mewah 2 butir telur dadar dibagi empat atau tempe goreng tepung. Tak lupa kecap manis.
Menu buka puasa juga tidak jauh dari tahu, tempe, telur. Daging ayam ? Nunggu
Bapak Gajian. Daging sapi? Nunggu lebaran haji.
Setidaknya ketika saya mampu memilih menu protein hewani setiap hari, alhamdulillah
Keenan bukan tipe anak picky eater. Justru
tempe adalah makanan favorit nya.
Malas makan daging ayam apalagi daging sapi. Kenapa ? Malas selilitan. Susah
ngunyah. Kecuali setelah nonton serial
Upin Ipin tema ayaam goreeeeng, sedapnyaaa..:-)
Dihari ketiga Ramadhan, Senin, Alhamdulillah si Unyil tetap bertahan hingga
adzan Dhuhur, meski tanpa pengawasan saya.
Semalam saya tanya kenapa tidak seperti hari Ahad, yang kuat menahan
haus hingga ba’da Ashar. ‘Soalnya tidak ada Bunda, jadi aku lemes.’ Lebih
tepatnya tidak ada yang mengalihkan perhatian kala haus melanda :-p. Kemudian
saya ingat, dahulu Bapak rajin mengajak saya bersepeda keliling kampung saat
sore menjelang berbuka.
Allahummafirli waaliwaalidayya warkhamhuma kamaarobbayaani shoghiroh
Ya Allah,
ampunilah dosaku dan dosa kedua orangtuaku, sayangilah mereka sebagaimana
mereka menyayangiku di waktu kecil. Aamiin.
Comments
Post a Comment