I’m the Organizer
Begitulah, rasanya sudah melekat di keseharian dari jaman
SMP hingga kuliah. Aktif di organisasi bertahun-tahun membuat saya terbiasa
merencanakan sesuatu secara detil sehingga pelaksanaan tidak melenceng terlalu
jauh.
Rencana liburan ke Lombok sudah lama didengungkan. Sejak Desember 2016 sudah mulai hunting tiket
pesawat dan biro perjalanan. Kalau masih kisaran Jawa, sewa mobil saja cukup,
rute atur kemudian. Tapi kali ini pengalaman baru saya handle perjalanan beda
pulau. Saya pilih bulan April dengan asumsi curah hujan sudah menipis. Iklim
Indonesia 2 tahun terakhir sudah bukan default
seperti pelajaran geografi jaman sekolah dasar. Bahwa musim penghujan di mulai
sejak bulan ..ber- ..ber. Nyatanya hampir sepanjang tahun hujan turun . Manusia
berprediksi, Allah Maha Kuasa.
Pun kebetulan di bulan April 2017 ada 2 long weekend. Dan di
bulan April pula, biasanya bonus kantor di transfer hehehe… Sip, tiket pesawat sudah didapat sejak akhir
Januari 2017. Kamipun sudah sepakat
dengan CV Lombok Nusa berikut itenerary
yang ditawarkan.
Pesawat boarding 09.20 WIB. Maka dengan asumsi long weekend kemungkinan jalan pantura macet, perjalanan Pekalongan
–Semarang yang biasanya 2,5 jam bisa lebih lama. Maka kami putuskan berangkat
bakda Shubuh tepat atau 05.45 WIB. Nyatanya perjalanan lancar, Alhamdulillah.
07.00 WIB sudah masuk komplek bandara. Saat cek in dengan 19 dewasa , 2 balita
dan 2 bayi sempat bikin grogi petugas. Banyak bener. Bagian ini saya serahkan bapak-bapak untuk
urus bagasi. Saya pilih urus badan yang belum 100% fit dari serangan flu dan
radang akut. Suntik Vitamin C dan Neurobion memang sangat membantu membuat
badan enteng, namun lidah ini..oh no…pahit pisaaan.
SRG 09.20 WIB – LOP 13.00
WITA
Perjalanan yang hanya
90 menit plus transit 40 menit di Surabaya menjadi berasa lama karena perbedaan
waktu 1 jam. Sudah jam makan siang , dan the
jouney begins……..
DAY 1, Jumat 14 April 2017
- Makan siang di warung
makan depan Lombok International Airport. Menu Nasil Balap Puyung jadi
pilihan. Semacam nasi campur dengan kering kentang, suwiran ayam dan suwiran daging yang serba pedas,
haaah..
- Mengendarai HiAce dan Minibus
cukup melegakan karena perjalanan yang cukup jauh. Desa Ende menjadi pilihan untuk mengenal suku
Sasak. Tradisi tenun manual dan tari perang peresean cukup menghibur.
- Lanjut ke Tanjung Aan,
sebuah pantai sepi tak jauh dari pantai Kuta. Lautnya biru kehijauan. Masyaallah luarbiasa bagus. View nya kayak di kalender. Kirain
mainan photosop, nyatanya beneran jernih laut nya :-).
- Langit menggelap, sunset
tak terlihat tertutup bukit. Kami pilih
menuju hotel dan bermaksud mampir ke rumah makan dengan menu khas,
ayam Taliwang. Yes. Pedas. Jujur, sepedasnya tak terlalu berasa, secara
lidah saya masih pahit semua L
- Pukul 20.30 kami tiba di hotel Central Inn kawasan pantai Senggigi. Berada di jalan utama sehingga restoran pun menghadap jalan, asyik juga. Sebuah kolam kecil 6m x 10m cukup menyenangkan bagi anak saya dan saya tentunya.
DAY 2 , Sabtu 15
April 2017
1. Hari
kedua bersiap menuju Gili Trawangan. Sebelumnya kami dilewatkan hutan Pusuk
yang katanya masih banyak monyet berkeliaran. Saya pikir semacam Taman Safari,
nyatanya serupa tebing berkelok
mengelilingi hutan. Beberapa monyet bermain di pinggir jalan. Yang beginian di
Bantarbolang Pemalang, juga ada hehehe.
2. Sengaja
memesan privat boat malah justru waktu menunggu lama. Baik berangkat atau pun
pulang kami habiskan lebih dari 2 jam untuk menunggu kapal cepat. Wasting time. Sepertinya lewat pelabuhan
Bangsal dengan kapal umum ,justru lebih efisien.
3. Begitu
sampai Gili Trawangan, duaar suasana berubah 180’. Jika kemarin sepanjangan perjalanan
Bandara ke hotel, jalanan begitu lengang, banyak masjid di pinggir jalan, di gili
bertemu banyak sekali wisatawan domestik maupun manca. Crowded ! Tujuan utama snorkeling, itu saja. Menyewa kapal dan
alat snorkeling @ Rp.130.000, - jadilah kami menuju Gili
Meno. Tidak banyak ikan yang kami
temukan, seharusnya berkeliling mencari spot yang lain. Nyatanya kami malah
asyik berphoto-photo saja. Benar , bukan
tentang mencari ikan warna warni
penghuni karang cantik yang kami cari, tapi justru photo underwater yang banyak dilakukan.
4. Sore
menjelang, acara sepedaan keliling gili kami urungkan, memilih untukbersegera
kembali ke pelabuhan karena semakin sore ombak semakin tinggi, beresiko. Lanjut
dengan pencarian oleh-oleh. Mulai dari mutiara, tenun, kaos, makanan dll.
mendarat di Gili Trawangan |
Gili Trawangan: latar backhoe sedang meratakan bekas warung tepi pantai |
Pose sebelum snorkling ke Gili Meno |
Glass bottom menuju Gili Meno |
lebih penting eksis daripada lihat ikan atau karang cantik :-( |
DAY 3, Ahad 16
April 2017
1. Keinginan
ke Taman Mayura atau Narmada kami urungkan karena sehari sebelumnya adalah hari
raya Kuningan, Pura ramai untuk sembahyang. Sebagai gantinya kami diajak ke
Islamic Centre di pusat kota Mataram. Bonus nya kami menyaksikan lomba balap sepeda
Tour de Lombok Mandalika.
2. Pukul
13.00 WITA pesawat boarding menuju Jawa.
We’l be back ! Masih ada pantai Pink di Lombok Timur, Sembalun di kaki gunung
Rinjani yang wajib dikunjungi.
PUAAASS :-)
Comments
Post a Comment