sumber : merdeka.com |
Khatam sudah buku Ganti Hati seharga sepuluh ribu dalam sebulan terakhir. Buku yang diterbitkan 5 tahun lalu, setelah sebelumnya dimuat bersambung di Koran Jawa Pos. Banyak hal yang saya pelajari dari kisah tentang transplantasi hati dibalik cerita menjadi Dirut PLN dan Menteri BUMN.
Gaya bahasa yang lugas jauh dari rasa pamer. Bahkan
ketika Dahlan bercerita tentang membeli
helikopter beberapa bulan menjelang operasi di Tiongkok. Dalam pandangan masa
depannya, bisa jadi pasca operasi fisik nya jatuh terpuruk hingga mobilitasnya terbatas. Nyatanya cerita
berbeda 180 derajat.Fisiknya tetap prima. Aktivitas sebagai pejabat negara justru memaksanya melakukan
perjalan berhari-hari menggunakan moda darat
maupun udara. Tentu tanpa melupakan obat
yang harus di minum sehari 2x tepat jam 5 pagi dan jam 5 sore.
“Kini saya punya dua Mercy. Yang satu, yang di rumah, adalah
Mercy seri S500 tahun 2005 yang dibeli dengan harga Rp.3miliar. Satu lagi “Mercy”
di kulit perut, bekas jahitan operasi. Jelek bentuknya. Tapi kira-kira harganya
sama”. Begitu ucapan Dahlan saat ditanya berapa biaya yang dihabiskan. “Dari
semua pengeluaran, operasinya sendiri hanya seharga rumah tipe menengah. Namun
dana untuk pendukung operasi itu yang besar seperti sewa apartemen , karena
menunggu lebih dari 3 bulan , sewa mobil, akomodasi dan konsumsi.”
Semua itu tentu sebanding dengan nilai kesehatan yang
diperoleh. Imunisasi hepatitis yang dahulu seharga Rp.70.000,- , mahal. Sekarang,
jauh lebih mahal mengobati liver yang
terinfeksi virus. Dahlan Iskan merasa jauh lebih beruntung ketimbang Nurcholish
Majid yang mengalami infeksi paska operasi serupa.
Quote :
Waktu muda kerja
mati-matian sampai mengorbankan kesehatan untuk memperoleh kekayaan. Waktu tua menghabiskan kekayaan untuk membeli kembali kesehatannya.
Banyak orang yang
bekerja keras karena dorongan niat mulia dan kekayaan hanya datang
membuntutinya.
Masih sulit mempercayai orang sedetil Dahlan bisa apes terkena vonis 2 tahun tahanan kota dan denda Rp.100 juta berdasarkan putusan
hakim tipikor Surabaya, seperti dilansir republika (21/4/2017), untuk kasus
pelepasan aset BUMD dibawah harga NJOP.
Keadilan bukan (lagi) tentang orang baik dan benar. Juga tentang keberuntungan tidak diperkarakan (orang lain).
Comments
Post a Comment