Belajar menulis dan menjaring ide (pic:pixabay) |
Saat blog kembaIi hampa terjadi setelah kelas bloggingnya mbak Mira Julia kelar di Oktober dengan kejar-kejaran sebelum tutup. Waktu tujuh bulan mustinya teramat cukup untuk mengulik aneka fitur milik blogspot. Nyatanya memang kalau masih jauh dengan deadline bawaannya nyante dan malas. Hanya semangat di awal bulan April dan jelang akhir Oktober. Duk duk duk, endingnya blog saya masih biasa-biasa saja. Paling keren bisa buat akun .com, itu sudah yahui dah.
Akhir Oktober itu pula seorang teman lama yang dua tahun
lalu pernah ikut kelas menulis, menawari untuk ikut kelas cerita anak. Dini W
Tamam berhasil menjebloskan saya dalam komunitas yang super duper keren.
Wonderland Creative yang digagas mbak Dini dan mbak Wulan fokus pada penulisan
cerita anak keroyokan untuk dicetak oleh penerbit mayor. Kalau kelas yang saya
ikuti insyaallah buku akan terbit via
Gramedia dan Elexkids. Keren kan? Bukan saya, tapi para mentor cantik yang masih punya balita namun
bisa produktif menerbitkan karya sekian belas buku.
Anggota grup Wonderland Creative terus bertambah.
Iming-iming buku terbit mayor, adalah salah satu daya tariknya. Dan itu bukan isapan jempol. Beneran! Kok
bisa? Karena sebelum kelas mulai biasanya para mentor sudah kirim outline ke penerbit. Yeay, jadi saat
kami berlimapuluh belajar membuat naskah, sudah kebayang format buku cerita
biasa atau picture book. Cerita dan
gambar adalah bagian tak terpisahkan dari naskah buku anak-anak. Orang dewasa juga senang akan dengan buku
yang colourfull, yekan?
wonderland creative, grup menulis |
Tulisan saya sukses dikritik habis oleh para mentor. Beneran
tak pernah buka KBBI.Tak paham EBI. Cara penulisan huruf, awalan, akhiran,
bahkan sekedar posisi tanda seru “!” saja, saya salah, hahaha. Dong! Dong! Maka
saya buka lagi koleksi buku di lemari. Bukan untuk membaca ceritanya, tapi
melihat cara penulisan narasi maupun dialog yang benar.
Dan saya (tetap) belum dinyatakan lulus, karena saat belajar
membuat cerpen kemudian minta krisan mbak Liza Arjanto dan mbak Ayu Welirang,
makin banyak salahnya. Paraaah! Sungkem kakak J
Mengikuti kelas dan grup menulis membuat jadual harian saya
bertabrakan sana-sini. Kerja sambil lirik fb. Buat laporan akhir bulan,
endingnya colek teman-teman yang belum kirim naskah. Huaaaah, dan masa
menegangkan berakhir sejenak setelah
empat naskah sudah berhasil setor sebelum deadline. Kemudian saya
memilih jadi pembaca grup pasif dulu. Kerjaan kantor jelang akhir tahun begini
makin riweuh.
Terus kapan saya cuti!
“Pantesan kamu
anteng.” Seorang teman pernah menanyakan apakah saya bosan bekerja di
bidang yang sama selama hampir tujuh
tahun. “Saya memilih menikmatinya saja.” Dan si teman teramat maklum saat
melihat saya (mulai) rajin ngeblog dan bergabung dengan komunitas menulis.
Maka naskah parenting enampuluhhalaman sejak tahun kemarin,
nampak melambai-lambai meminta disentuh. Pun ide membuat serial TAKO, dumptruk lucu dan pintar. Terus nulis
biografi salah satu bos kantor. Ahai!
Aah ini baru sekedar cita-cita. Bagian dari memanjakan passion. Belajar dan mengerjakan hal diluar rutinitas itu, menyenangkan syekaleee!
Mari menulis, ketimbang rumpiin
apakah uang makan bakal naik tahun depan?!
Duh, pada keren2 yah. Alumni Wonderland. Kalo yg lain belajar lagi,saya mah baru mulai belajar mba imang.hiks hiks semoga gak ketinggalan kereta terus 😊
ReplyDeleteSemangatnya masih merem melek kak Nov :-)
DeleteTerimakasih sudah mampir :-)
This comment has been removed by the author.
Deletewah pengen jugaaaa.. slam kenal mba imang .. saya member 1m1c heehehe. lagi memperluas jaringan biar banyak temen saat pulang dr perantauan 😆😆😆
ReplyDeleteHai hai kak Putri, saya nubie jugak ehehhe
Delete