Skip to main content

Fairy Tales, Penantian Berbuah Manis


cover unyu-unyu buku FAIRY TALES (docpri)

Awal tahun 2018 sudah beresolusi untuk menulis lebih rajin. Sudah mengumpulkan ide untuk dibuat tulisan. Eh dasar bos lagi semangat kerja, awal tahun sudah gaspol aja. Touring luar kota terus menerus. Alhasil sampai rumah lelah, ngantuk, kemudian di gugat si balita,”Bunda kok sudah mau tidur, main sama aku kapan?” Antara trenyuh dan badan pegel. Terus kapan nulisnya?

Baik, target menulis diagendakan di minggu kedua. Rencana mau menulis tentang liburan Desember kemarin. Destinasi wisata Kebun Teh Pagilaran Batang dan Kebun Binatang Gembira Loka. Tumbenan aja liburan kemarin kok ya pas ngumpul. Pas ngumpul di Batang. Pas ngumpul di Jogja. Sudah punya bahan menulis dan gambar-gambar bagus.

Eh dasar punya ribuan alasan, gagal lagi fokus menulisnya. Dan ini sudah Kamis! Why? Kalau ini untuk alasan yang indah. Bagaimana tidak indah, bambang atau heru, kalau Senin sore dapat kiriman gambar cover buku dongeng FAIRY TALES bertuliskan nama saya gede-gede- Maryati Imang dkk-yippii, senangnya!
Buku baru, iyes! Masih buku keroyokan alias rame-rame bareng 44 penulis lain, sih, tapi tetap bangga dong.dasar pemula. Karena kemarin diberi tugas jadi pijey, jadilah nama akooh yang terpampang di depan. Kebayar juga berlelah-lelah japrian nagih naskah. Eits, tugas belum selesai, promoin bukuuu…!

Menulis dunia peri beserta keajaibannya bukan keahlian saya. Seperti halnya memasak, doyan makan dulu baru terinspirasi membuat masakan atau makanan sejenis. Ketika ada tantangan menulis cerita FAIRY TALES, langsung tunjuk tangan deh, ikuut. Setelahnya melipir ke toko buku seberang kantor yang lagi bikin bazaar. Cari referensi. Dibelain beli satu buku pulak. Modal! Modal!

Naskah yang saya tulis di buku tersebut tentang peri makanan, tentang harum masakan yang menggugah selera di sebuah warung makan. Namun ada saja orang yang tidak suka dengan keberuntungan orang lain. Pesan moral yang terselip, balaslah perbuatan buruk dengan perbuatan baik. Maka dunia akan lebih tenteram. Tsaaah.
peri makanan dengan ilustasi keren

Walau buku tersebut dari penerbit indie, namun kualitas cetakan berikut ilustasinya sekeren buku penerbit mayor. Sebenarnya sebelum membuat naskah buku FAIRY TALES ini, saya dan teman-teman sudah memiliki empat naskah buku bakal terbit melalui gramedia dan elexkids. Namun masih antri, jadi harus sabaar. Katanya, ngantri di penerbit mayor itu, bisa sampai setahun. Alamak! Terobatilah dengan buku terbit indie yang ‘cuma’ butuh waktu satu bulan untuk mengumpulkan naskah dan editing. Sedikit lama untuk membuat ilustasi setiap cerita.Tapi nunggu dua setengah bulan untuk buku ini adalah penantian yang berbuah manis. Senyum terus pokoknya.

Ternyata benar kata mentor nulis, marketshare buku anak itu besar. Mudah saja tinggal unggah poto cover, alhamdulillah banyak teman yang minat. Iyalah, emak-emak macam saya yang memiliki anak usia awal sekolah, pasti mupeng lihat gambar yang unyu-unyu. Promo buku dan nulis naskah, sama serunya! So, untuk Januari ini, jualan dulu, menulis kemudian ehehe.

#minatbukufairytales, wapriyahJ
           



Comments

popular post

Merencanakan Pendidikan Anak Sejak Dini, Perlukah ?

Jadi Bapak Rumah Tangga, Kenapa Tidak ?

Serba-serbi Kurikulum 2013 (K13)

Kapan Waktu Terbaik Mengajarkan Anak Naik Sepeda?