Skip to main content

Wisata Adem Kebun Teh Pagilaran

Alam hijau kebun teh (pic:docpri)
Apa sih liburan favorit keluarga? Kalau saya berdiam di rumah membuat kue bersama si kecil juga sudah menyenangkan. Tapi pada dasarnya sih saya tukang jalan. Senang bepergian dari jaman bujang. Mumpung belum menikah puas-puasin travelling karena setelah menikah repot tujuhbelas kali bawa anak. Adegan jalan-jalan saya tidak terlampau jauh, masih seputaran Jawa saja. Yang paling ngehits adalah backpackeran bersama sepuluh orang yang tidak saya kenal menuju Karimunjawa. Kapan itu? Tahun 2010, saat itu belum ada acara televisi My Trip My Adventure, jadi  menghabiskan tiga hari di sana-tanpa badai-adalah keberuntungan luar bisa meng-explore kecantikan kepulauan sebelah utara kabupaten Jepara itu.
Kali ini cerita liburan menjelang akhir tahun lalu. Dekat rumah saja yaitu berjarak 30 kilometer atau sekitar empatpuluh menit berkendara dari alun-alun kota Batang. Kemana? Kebun Teh Pagilaran Batang. Ini kali ketiga saya kesana. Salah satu tempat favorit  karena saya menyukai daerah berhawa sejuk. Lebih tepatnya saya memang lebih cocok jadi anak gunung, karena menghabiskan masa remaja di lembah gunung Tidar dan lereng gunung Slamet, daripada menjadi anak pantai, walau sekarang bermukim 3 km dari garis pantai pantura.
Jeda yang cukup lama antar waktu bepergian ke Pagilaran, cukup membuat pangling dengan fasilitas yang disediakan untuk para pengunjung. Sudah lebih ramah anak. Apa saja wahana yang tersedia, simak ya:
1. Flying Fox
Wahana dengan peminat paling banyak. Satu seru, dua muraah banget-nget. Itu alasan sebagian besar anak dan orang dewasa mencoba meluncur berpegang tali dengan carabiner terpasang kencang. Dengan  Rp.10.000,- sudah bisa mengantri di start  point flying fox. Panjang lintasan sekitar 200 meter. Permainan ini aman untuk anak balita sekalipun. Anak saya yang yang baru genap enam tahun pun, ketagihan!
flying fox di area kebun teh (pic:ilmudes.com)

2. Taman bermain
Taman rumput dengan kontur tanah berbukit, sangat nyaman untuk bercengkrama dengan keluarga dan teman. Hanya perlu diingat untuk membawa payung atau jas hujan. Karena hampir setiap hari turun hujan. Curah hujan Kebun Teh Pagilaran sangat tinggi. Dalam setahun hanya 30-60 hari tanpa hujan. Hal ini dikarenakan ketinggian Kebun Teh Pagilaran 1000-1700m di atas permukaan laut.
lesehan di kebun teh Pagilaran (pic:docpri)

3. Area Panahan
Ada sebuah area yang tidak terlampau luas dimanfaatkan untuk belajar memanah. Harga tiketnya sama, Rp.10.000,- Sayangnya hujan turun deras saat kami ingin mencoba menarik busur panah. Melipirlah rombongan ke arah masjid saja.
Mending memanah kehatimu, eaaa.
4. Mobil wisata.
Buat kamu eh saya yang (sudah) malas berjalan jauh bawa balita mengitari kebun teh yang maha luas itu, mending milih naik mobil wisata semacam odong-odong. Mobil ini bisa memuat hingga duabelas orang. Mobil akan membawa penumpang melewati tanaman teh siap petik dari area rendah sampai dengan puncak tertinggi. Dan saat sampai di puncak itulah, pemandangan kota Batang akan terlihat, kalau beruntung. Lagi-lagi gerimis melanda, jadilah yang terlihat kabut semata. Bayarnya cukup Rp.50.000,-/orang.
5. Bebek roda
Mengayuh bebek beroda di kolam seluas 200m2 cukup menyenangkan bagi anak-anak. Meskipun hanya memiliki 2 unit bebek roda, antriannya tidak terlampau banyak jika kita datang pagi sebelum jam 09.00.


Mari me-wisata-kan mata ke alam yang lebih luas nan hijau  daripada selebar layar handphone.
 Yuk ah, jalan!

Comments

popular post

Merencanakan Pendidikan Anak Sejak Dini, Perlukah ?

Jadi Bapak Rumah Tangga, Kenapa Tidak ?

Serba-serbi Kurikulum 2013 (K13)