Skip to main content

Kecintaan pada Buku

Apa alasan kamu membaca buku?
Kalau saya, yang pertama karena suka dan yang kedua karena butuh. Yang jelas sih bukan karena ingin gaya pegang buku setebel bantal, hehe.

Iya, sejak sekolah dasar saya sangat menikmati duduk di samping rumah sambil membaca buku cerita anak. Tentu bukan buku milik saya, melainkan pinjam dari kerabat atau tempat persewaan buku. Bagian menyenangkan dari membaca buku adalah, saya bisa leluasa berimajinasi atas narasi atau cerita yang dibuat penulis. Hal ini berbeda dengan menonton film, dimana saya sebagai penonton secara tidak langsung dipaksa untuk mematuhi alur dan plot kisah yang tersaji dalam deretan adegan. Itu kenapa saya tidak terlalu menyukai film yang diadaptasi novel. Bukan tentang kualitas filmnya, tapi detil cerita dalam film biasanya tidak presisi seperti novel. Memang tidak mudah memindahkan ratusan halaman novel menjadi adegan film dalam 90 menit saja.

Salah satu film adaptasi novel yang saya suka adalah Da Vinci Code. Kenapa? Karena saat menonton film tersebut, saya belum membaca novelnya, hahaha. Jadi tak banyak ngomel kenapa begini, kenapa begitu.

sumber: koleksi pribadi

Awal Februari 2021 saya membeli 2 buku dari marketplace. Kedua buku tersebut merupakan rekomendasi dari 2 teman berbeda.
Buku 101  Waren Buffet Wisdom berupa cerita bergambar tentang pengalaman disertai nasehat Waren Buffet dalam bertransaksi saham. Alasan saya membaca buku ini karena sedang butuh. Sudah cukup lama ingin belajar investasi saham. Tentu saja tidak ingin learning by doing. Musti belajar dulu baru nabung saham. Sama seperti 12 tahun lalu saat ingin membeli reksadana. Butuh waktu 6 purnama untuk kemudian saya berani membeli reksadana di akhir 2009.

Bagaimana dengan saham? Sudah 4 tahun baca ini itu, masih saja cemen. Sampai kemudian harga saham rontok setahun lalu, rasanya itulah momen yang tepat memulai.

Balik lagi ke komik Waren  Buffet. Merupakan buku tentang saham yang pertama saya beli, selebihnya lebih suka membaca artikel ataupun ebook.  Buku itu merupakan rangkuman dari komik duitto yang tayang di tabloid kontan. Bagian surprised-nya adalah, kartunis buku itu (ternyata) temen SMU, Tommy Thomdean.  Keren ya, teman saya, hihihi.

Untuk novel Revolt, sebenarnya menjadi harapan pelecut semangat untuk kembali rajin membaca. Sudah hampir 3 tahun energi membaca melempem seperti krupuk dalam plastik berlubang. Menguap kriuk-kriuknya. Biasalah, mamak multitasking dengan batita dan anak 9 tahun yang sedang homescholling dadakan. Menurut teman saya yang seorang jurnalis, novel terjemahan ini sangat menarik untuk dibaca tentang drama keluarga lengkap dengan bumbu kekuasaan. Lumayan berat selayaknya novel sastra terjemahan.

Kalau kamu, sedang baca buku apa pekan ini?


Comments

  1. Wah, mantap Mbak...
    Novel kesukaannya cukup berat, ya.
    Kalo saya lebih suka yang ringan dan komedi, hehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terniat pengen baca yang agak serius. Tapi belum khatam juga sampai sekarang, hehe. Terimakasih sudah mampir mbak

      Delete

Post a Comment

popular post

Merencanakan Pendidikan Anak Sejak Dini, Perlukah ?

Jadi Bapak Rumah Tangga, Kenapa Tidak ?

Serba-serbi Kurikulum 2013 (K13)

Kapan Waktu Terbaik Mengajarkan Anak Naik Sepeda?