Skip to main content

Liburan Seru Selama Ramadan

Pandemi mengubah banyak hal. Mengubah cara dan perspektif dalam bersikap, berpikir dan bertindak. Pandemi membuat anak-anak harus belajar daring. Saat awal pandemi si sulung baru kelas dua. Belajar daring bagi anak usia sekolah dasar belumlah tepat karena mereka belum bisa belajar secara mandiri. Apalagi dengan kurikulum K13 dengan buku tematik super tebal, duuuh. Jadilah orangtua yang harus kembali bersekolah. 

Well, memasuki tahun ketiga, pandemi belum menampakkan ujungnya. Namun bombardir kewajiban vaksin diklaim cukup efektif menurunkan jumlah kasus (baca: bergejala). Tentu saja ini pandangan saya sebagai orang non kesehatan.

Alhamdulillah ramadan kali ini nyaris sama dengan ramadan 3 tahun lalu. Masjid ramai, pasar ramai, jalanan ramai. Bedanya, sebagian masih sadar diri untuk selalu memakai masker, sebagian yang lain tidak. Ah sudahlah, ini berdasar keyakinan masing-masing sajalah. Pada gilirannya kita memang semestinya berdamai, berdampingan dengan ini.

Setelah dua minggu sekolah dalam bulan ramadan, tetiba dapat surat kalau pekan ke tiga sudah mulai libur sekolah karena ada ujian kelulusan bagi siswa kelas 6. Sedang pekan  ke 4 masuk libur lebaran hingga pekan pertama bulan Syawal.

LIBUR TELAH TIBA, HOREE. Bagi orang lain iya, kalau saya galau. Kenapa? 

Libur = ngegame!

Bukannya saya anti terhadapnya, namun cerita anak-anak kecanduan game membuat saya berlaku waspada. Maka hanya ada game minecraft, wormzone, dan matcharena yang mengisi dashboardnya. Mobile legend  tentu saja tidak saya perkenankan. Karena hanya game yang bisa dimainkan offline yang boleh diunduh. Emak irit yang rada pelit memang, haha.

Tapi ya gitu, libur tanpa tugas sekolah, tanpa pemantauan dari orangtua. Anak-anak? Main game! Beruntung Keenan relatif manut. Samsung A02 nya terpasang aplikasi family link yang terkoneksi  dengan A51 milik saya. Jadilah saya bisa mengatur jam dan aplikasi apa saja yang bisa dia akses. Saya bisa pantau dia mengakses aplikasi apa saja. Sampai rumah kadang saya cek juga handphone-nya. Konten youtube apa saja yang dia lihat. Emaknya kepo, haha. Lebih pada kekhawatiran jika dia tidak sengaja menemukan konten dewasa.

Setelah tanya sana sini, nemu kegiatan Liburanku-Spesial Ramadan by Rumah Tahfidh An Nahl. yang  beralamat di Pasekaran Griya Permai. 

"Keen, mau ikut pesantren kilat di An Nahl?"

"Ngapain saja, Bun?"

"Ada games-nya. Kayak permainan-permainan gitu, trus ada kisah seru belajar di pesantren. Mau ya?"

Si bocah mengangguk. Sampai emaknya heran, kok dia tidak bargaining sih, liburan kok malah disuruh berkegiatan. Ehm, dasarnya Keenan memang aktif bergerak. Energinya banyak. Pegang handphone 2-3 jam biasanya sudah bosan. Dia lebih senang bermain di luar rumah. Bakalan ketemu banyak teman, mungkin itu yang buat dia semangat.

Selang sehari, dari grup sekolah mendapat surat tentang kewajiban ikut kegiatan Ramadhan, i'tikaf di masjid sekolah selama satu malam. Dan seperti sebelumnya, dia langsung mengiyakan. Alhamdulillah, minus drama.

Dan dari tiga hari kegiatan tersebut, nampaknya cukup membekas.



"Ternyata i'tikaf seru ya, Bun. Bisa sahur sama teman-teman. Bisa main dulu sebelum sahur. Bisa main bola sebelum tilawah. Trus Bun, kakak dari pondok yang jadi imam suaranya baguuuus banget. Walau surah yang dibaca panjang, tapi enak didengar."

"Aku mau pondoknya di Jogja aja, Bun, kayak mas Bian. Katanya disana ada kolam renangnya. Trus ada kantinnya juga. Jadi bisa makan ayam geprek, jus apukad dengan harga murah. Nasi goreng cuma lima ribu, lo!"

Saya hanya senyum-senyum. Bocah berumur sepuluh tahun ini sebelumnya jika saya "doktrin" selepas lulus SD harus ke pondok, hanya bilang, "pondoknya yang dekat aja ya, Bun, biar deket kalau aku kangen Bunda..."

Oh iya, dapat hadiah Al Quran dengan terjemah dari Ustadzah Isnaedi sebagai salah satu peserta aktif. Makin saleh ya, bocah ganteng!

Comments

  1. Tipikal orangtua yang sabaran dan anaknya yg penurut nih ☺

    ReplyDelete
  2. Itu lagi tumbenan nurut, deh, maka nya rada aneh sih, haha. Mungkin ketimbang manyun, hp-nya bakal d locked sama emaknya, haha

    ReplyDelete

Post a Comment

popular post

Merencanakan Pendidikan Anak Sejak Dini, Perlukah ?

Jadi Bapak Rumah Tangga, Kenapa Tidak ?

Serba-serbi Kurikulum 2013 (K13)

Kapan Waktu Terbaik Mengajarkan Anak Naik Sepeda?