Skip to main content

Posts

Showing posts with the label fiksi

Satu Kata, Janu

sumber:pixabay Air mata meleleh dari sudut mata bulat Sukma, perempuan kurus berambut sebahu itu. Tangannya melambai pelan. Bibirnya mengatup rapat. Pria berkacamata minus yang baru masuk ke dalam gerbong kereta membalas lambaian tangannya. Dia menangkupkan telunjuk dan ibu jari kedua tangannya membentuk hati dan ditempelkan ke dada. Belum genap enam bulan pria  yang selalu memakai kaos hitam itu menemani hari-harinya, menarikan kuas di atas kain kanvas. Lukisan abstrak yang sekian tahun  menjadi kebiasaan Sukma meluapkan rasa, mulai memperlihatkan garis-garis tegas. Ada perbedaan campuran warna yang  Sukma bubuhkan dalam setiap goresan. Pria itu itu tiba-tiba muncul dalam dunianya. Tak ada yang istimewa dengan pria itu -selain- ketenangannya saat bicara. Lembut. Setiap kata dieja sempurna menyerupai puisi yang bermakna santun. Hingga hari ini tiba. Raungan lokomotif serasa menusuk kembali luka lama. Peristiwa lima belas tahun silam, masih mengakar jelas dalam i...

TAKO dari KEN

Tako dumptruck dan Odi backhoe (sumber youtube/mainananak) Sayup-sayup terdengar  suara tangis yang tertahan. Suma, minibus berwarna merah, mengerjap-ngerjapkan matanya. Telinganya  tegak untuk mempertajam pendengaran. Hari masih gelap, belum ada cahaya matahari yang menerobos melalui jendela rumah. Hanya ada temaram lampu kecil dari sebuah lemari kaca dua pintu penuh mainan. Satu sisi lemari berisi mainan dari kayu dan plastik serta tumpukan puzzle. Sedangkan sisi yang lain berisi mobil-mobilan berbagai jenis dan ukuran.  Dua rak pertama berisi mobil-mobil kecil seukuran genggaman tangan. Sedang rak paling bawah berisi mobil yang lebih besar.  “Suara siapakah yang sesenggukan dipagi buta begini ?” gumam Suma sambil melirik sekitar. Dilihat kawan-kawannya masih pulas. Odi, backhoe warna kuning meringkuk di pojok,  sementara  Sata,lokomotif  kereta hitam mulai menggerak-gerakkan badannya. Suma menoleh kebelakang, kemudian memicingkan matanya. ...

Tak Ada Gambarku Dalam IGmu

SERIAL JANU DAN SUKMA Genre Fiksi Tidak ada  gambarku dalam IG mu Sebuah pesan whatsapp masuk bersamaan dengan alarm tanda sholat subuh berdering. Jika tinggal di rumah, ada masjid berjarak limapuluh meter yang suara muadzinnya cukup untuk membuat mata dan kuping bergerak-gerak. Aku memilih segera berwudhu dan mendirikan solat daripada membalas pesan yang hanya akan memperlama bertahan di tempat tidur. Waktu subuh pendek. Dalam tengadah tangan ini , terselip doa untuk  ibunda tercinta dan juga seorang perempuan agar mau bersabar, menungguku. Tidak adil! Itu komentar beberapa kawan, tentang  obsesi mengejar beasiswa dengan mengabaikan perasaan perempuan yang sudah sedemikian lama menunggu. Menyuruhnya untuk bersabar.   Aku tidak memaksanya menunggu. Seperti halnya beberapa perempuan lain yang bertanya tentang ke jombloanku, aku jawab, I’m single nor jomblo. Agak sulit menjelaskan memang. Perempuan itu telah bersemayam di pojok relung hatiku sejak ...